Rabu, Juni 28, 2006

Heboh Ujian Nasional (UN)

Dalam beberapa hari ini, terjadi kehebohan nasional karena gagal UN (Ujian Nasional). Beberapa anak SMA yang katanya pinter dengan berbagai piagam penghargaan dan sudah diterima di perguruan tingggi melalui jalur PMDK, ternyata dinyatakan tidak lulus UN.

Berdasarkan data yang di rilis oleh depdiknas, untuk SMA angka kelulusan naik dari 80,76% menjadi 92,50%. Untuk madrasah aliyah (MA), dari 80,73% menjadi 90,82%, dan SMK, dari 78,29% menjadi 91,00%. Bahkan di Papua tingkat kelulusan SMA naik dari 44,37% menjadi 84,54%. Di Bengkulu, untuk SMA naik dari 49,36% menjadi 89,77%.

Artinya dibandingkan tahun lalu tingkat kelulusannya meningkat, tetapi mengapa yang tidak lulus pada demo. Mestinya yang tidak lulus di-semangati untuk belajar lebih giat sehingga dapat lulus pada UN tahun depan. Tetapi yang terjadi adalah kegagalan UN sebesar 10% dipolitisir oleh pihak-pihak tertentu untuk menjatuhkan pemerintah.

Siswa yang lolos PMDK namun gagal di UN perlu untuk introspeksi. Mungkin saja karena merasa telah lolos PMDK, maka semangat belajarnya untuk UN menjadi turun. Di sisi lain, kriteria untuk lolos PMDK biasanya adalah nilai rapor siswa dari kelas I-III. Bisa jadi kualitas siswa dengan nilai rapor 9 di sekolah A ternyata sebanding dengan siswa dengan nilai rapor 7 di sekolah B. Hal ini terjadi karena setiap sekolah mempunyai standar penilaian yang berbeda. Nah dengan UN, terdapat standar baku yang berlaku untuk semua siswa.

Karena itu, agar huru hara kegagalan UN tidak semakin memanas, maka masing-masing pihak perlu untuk introspeksi, begitu lho..

Tidak ada komentar: