Senin, September 18, 2006

Selamat Yaa..Lulu-Dani

Akhirnya….mbak Lulu Tobing berhasil menaklukan Istana Cendana. Selamat ya …mbak Lulu Tobing dan mas Danny Rukmana atas pernikahan kalian, semoga menjadi keluarga sakinah selalu rukun sampe kakek nenek.. (wah standar banget ya…ucapan selamatnya).
Konon kata beberapa artis yang saya kenal (yang kenal cumin gue, mereke mah kagak kenal gue he.he. he.) pesta pernikahan Lulu-Danny berlangsung sederhana…ya sederhana-nya orang kaya-lah. He. he..he… gue engga sirik kok, engga ngiri dan engga nganan, rezeki khan udah di atur dari sononya. Sederhana itu khan relatif (itu menurut gue lho.)
Cuman gw rada heran dengan komentar bang Ais Ananta Said, yang dimuat di Rakyat Merdeka (Tak Kalah Dengan Siti Nuhaliza) dan di Antara News (Suvenir Uang Pernikahan Keluarga Cendana Dikritik)

Jakarta (ANTARA News) - Suvenir (cendramata) dari Keluarga Cendana kepada undangan dalam pernikahan putra Siti Hardianti Rukmana (Mbak Tutut), Dani Rukmana dengan Lulu Tobing berupa kemasan uang pecahan Rp10.000,- dan Rp 20.000,- dikiritik mantan anggota Fraksi Partai Golkar DPR/MPR Ais Ananta Said.

"Masa suvenir dari duit yang dilipat-lipat jadi kembang," kata Ais di Jakarta, Sabtu mengomentari pernikahan anak dari putri sulung mantan Presiden Soeharto.

Putra mantan Ketua Mahmakah Agung (MA) almarhum Ali Said itu mencoba menghitung jumlah uang yang dikeluarkan Cendana untuk suvenir dalam pernikahan tersebut. Seandainya satu rangkaian bunga suvenir itu nilai uang yang dipakainya sebesar Rp100.000, untuk 5.000 undangan, maka jumlah uang yang dianggarkan sebesar Rp500 juta atau setengah miliar.

"Uang itu `kan lebih baik dibagi-bagi ke fakir-miskin yang sangat membutuhkan. Bukannya diberikan kepada undangan," kata Ais Anantama Said.

Pemberian suvenir dalam bentuk uang itu juga bisa dianggap menimbulkan citra kurang baik Keluarga Cendana di mata publik. Sebagian orang bisa menilai cara seperti itu sebagai wujud kesombongan.

Bisa jadi ada undangan yang tersinggung dan menganggap bagi Keluarga Cendana uang seperti tidak ada harganya. "Masih banyak yang bisa diperbuat Keluarga Cendana selain melipat-lipat duitnya untuk suvenir bagi para tamu," kata Ais.


Dalam liputan di RM, Ais menyebut souvenir berbentuk “uang yang diuntel-untel” sedangkan di AN, Ais menyebut “duit yang dilipat-lipat jadi kembang”. Lha kalo pake “diuntel-untel”, itu sama saja dengan tidak menghargai Karya Seni.

Dalam RM dan AN, Ais menyebut jumlah undangan yang mendapat Suvenir Bunga Uang sebanyak 5,000 orang, padahal, di Infotainment, terlihat bahwa Suvenir Bunga Uang hanya dibagikan pada saat siraman dengan jumlah undangan terbatas (Mungkin Bang Ais salah informasi).

Dalam RM dan AN, Ais sepertinya menyarankan bahwa Suvenir Bunga Uang dibagikan kepada fakir miskin yang membutuhkan. Kenapa ya..Bang Ais begitu “negative thinking”. Kalo gw sih “positive thinking” saja. Anggap saja Orang Cendana itu koaya raya, sehingga dapat melaksanakan pesta penikahan dengan biaya miliaran, tetapi juga sudah berderma miliaran rupiah kepada fakir miskin. Khan kalo berderma itu tidak perlu harus ngundang wartawan…oei…wartawan saya berderma 1 miliar nih…harus diliput yaa.

Jadi kenapa sih kita usil dengan keluarga Cendana, apalagi kalo dulunya merupakan kroni Cendana, ngapain sih sekarang jadi merasa sok suci.

Ah..sudahlah…cukup sekian saja…nanti dikiranya saya pendukung Cendana.
Saya mah cuma warga biasa. Bukan siapa-siapa dan bukan kroni siap-siapa.
Cuma gw paling sebel kalo ada orang yang muna.

3 komentar:

Anonim mengatakan...

heheh agak gak sejalan dengan 3D Bank Indonesia yang baru..

lupak apa aja D nya..
tapi mengajak untuk nggak ngelecekin uang :D

SeeHarrie mengatakan...

ihik..gw coba nyari 3D yang baru tetapi belum ketemu.
Emang sih kita kudu menjaga agar duit tidak lecek karena biaya pembuatannya relatif mahal.

B-a-r-r-y mengatakan...

no comment.. Apa kabar nih?